Quantum Learning
Jumat, 05 Oktober 2012
0
komentar
Pembelajaran
kuantum merupakan salah satu model, strategi, dan pendekatan
pembelajaran yang mengutamakan pada keterampilan guru dalam mengelola
pembelajaran. Istilah “quantum” dipinjam dari dunia ilmu fisika yang
berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Maksudnya dalam
pembelajaran kuantum, pengubahan bermacam- macam interaksi yang terjadi
dalam kegiatan belajar. Interaksi- interaksi ini mengubah kemampuan dan
bakat alamiah guru dan siswa menjadi hal yang bermanfaat bagi kemajuan mereka dalam belajar secara efektif dan efisien.
Asas
utama pembelajaran kuantum adalah membawa dunia siswa ke dalam dunia
guru, dan mengantarkan dunia guru ke dunia siswa. Subjek belajar adalah
siswa. Guru hanya sebagai fasilitator, sehingga guru harus memahami
potensi siswa terlebih dahulu. Salah satu cara yang dapat digunakan
dalam hal ini adalah mengaitkan apa yang akan diajarkan
dengan peristiwa- peristiwa, pikiran atau perasaan, tindakan yang
diperoleh siswa dalam kehidupan baik di rumah, di sekolah, maupun di
lingkungan masyarakat. Apabila seorang guru telah memahami dunia siswa,
maka siswa telah merasa diperlakukan sebagaimana mestinya, sehingga
pembelajaran akan menjadi harmonis seperti sebuah “orkestrasi” yang
saling bertautan dan saling mengisi. Indah bukan??
Tujuan
pokok pembelajaran kuantum yaitu meningkatkan partisipasi siswa melalui
penggubahan keadaan, meningkatkan motivasi dan minat belajar,
meningkatkan daya ingat dan meningkatkan rasa kebersamaan, meningkatkan
daya dengar, dan meningkatkan kehalusan perilaku.
Dimensi
pengembangan konteks pembelajaran kuantum yaitu suasana belajar yang
menyenangkan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan
rancangan belajar yang dinamis.
Pembelajaran
kuantum mengonsep tentang “menata pentas lingkungan belajar yang
tepat”, yaitu bagaimana upaya penataan situasi lingkungan belajar yang
optimal baik secara fisik maupun mental.
Lingkungan
belajar terdiri dari lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan
mikro adalah tempat siswa melakukan proses belajar, bekerja, dan
berkreasi. Lebih khusus lagi perhatian pada penataan meja, kursi, dan
belajar yang teratur. Lingkungan makro yaitu dunia luas, artinya siswa
diminta untuk menciptakan kondisi ruang belajar di masyarakat. Mereka
diminta berinteraksi sosial ke lingkungan masyarakat yang diminatinya,
sehingga kelak dapat berhubungan secara aktif dengan masyarakat.
dikutip dari http://edukasi.kompasiana.com
0 komentar:
Posting Komentar